Penalaran Deduktif adalah
suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan
teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan
kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di
lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori
merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Jenis penalaran deduksi yang
menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu
1. Silogisme
Kategorial
2. Silogisme
Hipotesis
3. Silogisme
Alternatif
4. Entimen.
1.1 Silogisme Kategorial
Silogisme
kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi
merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat
umum disebur premis mayor dan peremis yang bersifat khusus disebut premis
minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut
term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Premis
umum : Premis Mayor (My)
Premis
khusus : Premis Minor (Mn)
Premis
simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam
simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan
predikat simpulan disebut term minor. Aturan umum dalam silogisme kategorial
sebagai berikut:
1) Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari
dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari
premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh
silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Susi adalah mahasiswa
K : Susi lulusan SLTA
My : Tidak ada manusia yang tidak bernafas
Mn : Andi adalah manusia
K : Andi bernafas
1.2 Silogisme Hipotesis
Silogisme
hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berrproposisi
kondisional hipotesis. Silogisme Hipotesis
adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis
,dan premis minornya bersifat katagorial.
Silogisme Hipotesis ini dapat
dibedakan menjadi 4 macam , yaitu :
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui
bagian antecedent.
Contoh :
Contoh :
·
Jika hari ini cerah
, saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
·
Hari ini cerah (
premis minor )
Ø Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
2. Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Contoh :
· Jika hutan banyak yang gundul , maka akan
terjadi global warming ( premis mayor )
·
Sekarang terjadi global warming ( premis
minor )
Ø Maka
hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
3. Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Contoh :
·
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di
persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal
·
Pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan
Ø Maka
hasil akan maksimal
4. Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Contoh :
·
Bila presiden Mubarak tidak turun , para
demonstran akan turun ke jalan
·
Para demonstran akan turun ke jalan
Ø Jadi
presiden Mubarak tidak turun.
1.3
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif
yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya
akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
1.4 Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh
entimen:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
0 komentar:
Posting Komentar