RESENSI BUKU TREASURE ISLAND (PULAU HARTA)


A. Identitas Buku
      
    

     Judul                             : TREASURE ISLAND ( Pulau Harta )  
                                                   Graphic Novel Cerita Klasik
      Pengarang                   : Robert Louis Stevenson
      Penerbit                       : PT Bhuana Ilmu Populer
      Tahun Terbit                 : 2007      
      Tempat Terbit              : Jakarta
      Cetakan ke                  : 1
      Ukuran Buku               : 15 x 23 cm
      Tebal Buku                  : 72 Halaman
      Diceritakan kembali    : Wim Coleman dan Pat Perrin
      Ilustrasi                       : Greg Rebis
      Pengalih Bahasa        : Catherine Viardi
      Penyunting                 : Jarvi Kurnia Lestari
      Redesain                    : Anton H.

B. Jenis Buku
    Buku Anak-Anak

C. Kutipan Singkat
     Jim Hawkins adalah seorang anak yang tidak tahu apa-apa mengenai hal yang ia hadapi ketika seorang bajak laut bernama Billy Bones tiba-tiba muncul di depan penginapan milik ibunya. Pria itu kemudian meninggal dunia, lalu Jim menemukan sebuah peti kuno bajak laut milik pria tersebut. Di dalam peti itu terdapat uang, buku harian, dan peta harta karun. Jim berkonsultsai kepada seorang Dokter dan kemudian memutuskan untuk melakukan pelayaran. Beberapa orang bergabung dengan Jim untuk melakukan pelayaran berbahaya menuju pulau antah berantah. Lautan yang mengamuk bukanlah satu-satunya bahaya yang harus mereka hadapi. Mereka harus berhadapan dengan gerombolan bajak laut bangis yang bertekad memiliki harta itu untuk mereka sendiri.

D. Penilaian Buku
Kelebihan Buku :
1. Buku ini mempunyai gambar cukup menarik yang dapat membangkitkan selera anak  untuk membaca serta  dapat membangkitkan imajinasi anak.
2. Buku ini menggunakan bahasa yang mudah untuk dapat dipahami oleh anak-anak.
3. Desain halaman yang menarik dapat membuat pembaca tidak jenuh membaca buku ini.
4. Pada awal cerita terdapat penjelasan mengenai gambar tokoh-tokohnya.

Kekurangan Buku :
1. Nama tokoh ini menggunakan nama-nama Eropa yang sulit untuk dihafal bagi anak-anak.
2. Terdapat cerita yang merujuk pada perkelahian dan terdapat gambar yang memperlihatkan perkelahian menggunakan senjata tajam.

Buku ini sangat bagus dari segi cerita dan ilustrasi yang diberikan karena buku ini dapat membangkitkan daya imajinasi anak dalam berkhayal dan bermimpi. Anak dapat membayangkan jika ia sebagai tokoh utama yang harus bertindak bijaksana ketika menemukan sesuatu hal yang besar dan tidak bertindak ceroboh yang dapat merugikan dirinya sendiri atau pun orang lain. Maka dari itu baca dan belilah buku ini untuk didongengkan kepada anak anda!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

METODE ILMIAH, TUJUAN ILMIAH, SIKAP ILMIAH


Metode Ilmiah

Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Metode Ilmiah juga merupakan suatu proses keilmuan dalam memperoleh pengetahuan secara sistematatis berdasarkan bukti yang nyata guna memperoleh penyelesaian dari permasalahan yang sedang dihadapi. Proses keilmuan dilakukan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Sistematis disini memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap, yaitu :

1. Merumuskan masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.

2. Mengumpulkan keterangan
Segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.

3. Menyusun hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.

4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.

5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.

6. Menguji kesimpulan
Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

7. Menulis laporan Ilmiah
Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.


Tujuan Ilmiah

Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari. Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah :

a. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis

b. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis

c. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.

Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta
merubah atau menambah suatu ilmu. Berikut 7 macam sikap ilmiah yaitu :

1. Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. 

2. Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan dan kekurangannya, kecocokan dan tidaknya, kebenaran dan tidaknya, dan sebagainya.

3. Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

4. Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

5. Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6. Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

7. Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.


Referensi :




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS